Awal Mula
Berdirinya Manusia
Masalah tentang kehidupan manusia sering mengusik pikiranku. Satu di
antaranya yang menjadi langganan adalah tentang sejarah awal mula berdirinya
manusia di muka bumi ini.
Darwin mencoba menerangkannya lewat teori evolusi. Tapi lantas banyak
kalangan agamis yang langsung menyanggah teori ini mentah-mentah. Lalu mulai
muncul kalangan ilmuwan yang ikut menyanggahnya dengan alasan ini dan itu.
Untuk menelusuri bagaimana terciptanya manusia di muka bumi ini, ada
baiknya kita menelusuri terlebih dahulu bagaimana genus Homo dapat terbentuk di muka bumi ini. Beberapa kalangan
menilai ini dimulai dari pecahnya spesies kera di Afrika. Salah satu dari
spesies kera tersebut mulai berjalan dengan dua kaki, ini mengindikasikan bahwa
bentuk tubuh mereka mulai menyerupai manusia. Tidak hanya itu, ukuran otak
mereka juga bertambah besar dan mereka mulai dapat memanfaatkan benda-benda
seperti batu atau tulang sebagai alat untuk membantu perburuan. Spesies kera
inilah yang diperkirakan akan berkembang dan menyandang predikat genus Homo. Namun teori kemunculan Homo di Afrika ini masih
bersifat terlalu spekulatif karena ditemukannya Homo-homo lainnya yang terdapat di wilayah yang
berbeda dan tidak memiliki hubungan keturunan dari Homo yang di Afrika.
Tapi ada keunikan lain yang memberi petunjuk bahwa manusia memang berasal
dari Afrika. Petunjuk ini didapat dari penelitian tentang keanekaragaman DNA
manusia di seluruh dunia. Setelah diteliti, ternyata Afrika merupakan benua
yang memiliki tingkat keanekaragaman DNA terbesar di dunia. Sementara tingkat
keanekaragaman di belahan dunia yang lain dapat dikatakan nyaris sama. Apa
artinya ini? Ini memberi petunjuk pada kita bahwa kelompok-kelompok manusia
awal berasal dari Afrika dan sebagian besar dari mereka tetap menetap di sana.
Namun ada beberapa kelompok yang mencoba untuk pergi mengembara menuju luar
Afrika. Kelompok ini hanyalah sebagian kecil dari kelompok manusia di Afrika
pada saat itu. Karena kelompok yang pergi keluar Afrika hanya sebagian kecil
saja, maka perkawinan yang terjadi pun hanya di antara kelompok kecil tersebut.
Sehingga tingkat keanekaragaman DNA di luar Afrika menjadi tidak terlalu
beragam. Ditemukannya fosil manusia modern tertua di Omo Kibish, Ethiopia,
mendukung teori ini. Fosil ini diperkirakan berumur 195.000 tahun.
Penelitian lain yang masih seputar DNA manusia adalah penelitian tentang
mitokondria dan kromosom Y. Mitokondria, salah satu organel sel yang terdapat
dalam setiap sel manusia murni diturunkan oleh ibu kepada anaknya. Tidak pernah
ditemukan kasus bahwa seorang ayah menurunkan mitokondria kepada anaknya.
Sedangkan kromosom Y hanya dimiliki oleh laki-laki saja. Inilah kromosom yang
menentukan jenis kelamin seorang manusia. Susunan kromosom manusia normal
adalah XX atau XY. Satu kromosom X pasti disumbangkan oleh sang ibu, tapi
seorang ayah bisa menyumbangkan kromosom X atau kromosom Y. Maka jika seorang
anak laki-laki muncul dari suatu perkawinan maka kromosom Y yang dimiliki si
anak pasti berasal dari ayahnya.
Ilmuwan mulai meneliti jejak dari DNA mitokondria (mtDNA) dan kromosom Y
ini. Ternyata setelah banyak penelitian dilakukan dicapailah sebuah kesimpulan
bahwa seluruh mtDNA di setiap manusia di muka bumi ini berasal dari seorang ibu
yang sama yang berasal dari Afrika. Begitupun juga dengan seluruh kromosom Y di
setiap anak laki-laki di bumi ini, yang ternyata juga berasal dari seorang ayah
yang sama, juga dari Afrika.
Ilmuwan menyebut kedua pasangan ini bukanlah satu-satunya “laki-laki dan
perempuan” yang hidup pada masa itu, namun penelitian ini telah menunjukkan
bahwa terdapat satu rantai yang tak terputus yang berasal dari sepasang manusia
hingga menjadi populasi manusia di bumi sekarang ini yang jumlahnya mencapai
ratusan juta.
Mari kita kaitkan kesimpulan dari penelitian ini dengan agama. Mungkinkah
perempuan yang mewarisi mtDNA ke setiap perempuan di bumi pada saat ini adalah
Hawa dan apakah laki-laki yang menurunkan kromosom Y-nya ke setiap anak
laki-laki saat ini adalah Nabi Adam?
Sejak kecil aku diajarkan bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama di bumi.
Tapi benarkah itu?
Saat aku masih menginjak masa SMA salah satu guruku pernah menyebutkan
bahwa Nabi Adam bukanlah manusia pertama. Pada saat itu, bagiku ini adalah
pernyataan yang lumayan kontroversial. Dan aku suka sekali dengan kontroversi.
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan
orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih
memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui.” – Q.S. Al-Baqarah: 30.
Di sini ada keanehan ketika para malaikat kelihatan sedikit memprotes
keputusan Allah untuk menurunkan Adam ke muka bumi. Padahal malaikat hanya
melakukan apa yang telah diperintahkan Allah. Ini, mungkin, mengindikasikan
bahwa sebelumnya pernah ada “manusia” sebelum Nabi Adam yang diturunkan ke
bumi. Dan berdasarkan ayat itu juga diperlihatkan bahwa “manusia” tersebut
selalu berbuat kerusakan dan saling menumpahkan darah. Kalau teori ini benar
bisa jadi yang dimaksud adalah spesies Homo yang lainnya yang
belum mencapai fase manusia modern (Homo sapiens).
Sebelum ayat-ayat yang menceritakan penciptaan Adam dari tanah liat juga terdapat
ayat yang isinya:
“Dan sungguh, Kami mengetahui orang yang terdahulu sebelum kamu dan Kami
mengetahui pula orang yang terkemudian.” – Q.S. Al-Hijr: 24.
Siapa “orang yang terdahulu”? Dan siapa “orang yang terkemudian”?
Hanya Allah yang tahu jawabannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar